Kelebihan Dan Kekurangan ASUS Zenfone 2 – Pengalaman menggunakan ASUS Zenfone 2 selama kurang lebih 1 mingguan ini mimin rasa sudah cukup untuk menyimpulkan tentang apa saja plus minus dari perangkat ini. Malah mimin rasa waktu yang demikian itu sudah terlalu lama yaa. Ya maklum saja, ternyata ada banyak sekali hal yang bisa mimin bahas mengenai perangkat ini sehingga tulisan yang satu ini harus disimpan dulu sebelum bahasan yang lain selesai dibuat. Mimin dibuat cukup terkesan selama menggunakan perangkat ini, meski saat pengujian pada acara launching mimin menemukan sebuah bug kecil pada kamera namun itu bukanlah hal yang besar dan tidak mengurangi kelebihan yang dimilikinya. Perlu digaris bawahi bahwa poin-poin yang akan mimin tuliskan pada posting ini merupakan opini mimin, dalam arti penilaian ini berdasarkan sudut pandang mimin sehingga mungkin penilaian orang lain bisa saja berbeda. Oke, mari kita mulai dari poin kelebihan yang dimilikinya Kelebihan ASUS Zenfone 2 ZE551ML, Prosesor Intel Atom Z3580 Quad-core RAM 4 GB Spesifikasi monster dengan harga kompetitif Desain menawan dengan kualitas yang terjaga Layar sedap dipandang Fitur-fitur yang sangat bermanfaat Mendukung kostumasi tampilan Kamera belakang kaya fitur Kamera depan yang juga kaya fitur Daya tahan baterai & kecepatan charging Performa monster Dukungan penuh dari ASUS Harga VS Spesifikasi Spesifikasi yang diusungnya sudah sangat memungkinkan untuk menyaingi smartphone flagship dari berbagai merek terkemuka yang beredar saat ini. Prosesor Intel Atom Z3580 Quad-core 64-bit plus dukungan RAM yang berkapasitas 4GB tentu saja sudah sangat cukup untuk menantang perangkat flagship yang ada dipasaran yang harganya bisa sangat tinggi. Namun disini ASUS membanderol perangkat ini dengan harga yang jauh dibawah perangkat kelas tinggi lainnya sehingga menjadikannya sebuah nilai lebih bagi para konsumen. Ya, harga yang dibanderol untuk perangkat ini masuk dalam kategori kelas menengah varian tertinggi sekitar jutaan, harga bisa berbeda-beda di tiap daerah namun mengusung spesifikasi kelas atas. Pengalaman membuat perangkat tablet Nexus sepertinya sangat berharga bagi ASUS untuk membuat perangkat spesifikasi tinggi dengan harga semurah mungkin. Meski desain bagian depan perangkat ini tidak jauh beda dengan seri Zenfone sebelumnya yang merupakan “budget smartphone”, namun desain ini nampaknya masih sedap dipandang ketika digunakan pada perangkat kelas high end ini. Sedikit perubahan seperti bezel yang dikurangi membuanya nampak lebih cantik meski ia bukanlah seorang gadis. Tombol-tombol yang dipusatkan di sisi tengah, pola lingkaran khas ASUS pada tombol power dan volume serta brush yang menyerupai logam membuatnya jadi lebih nampak elegan. Sisi build quality pun tidak mengecewakan meski ia dibanderol dengan harga yang relatif murah untuk perangkat sekelasnya. Untuk perangkat kelas high end, layar yang dimiliki oleh Zenfone 2 memang tidaklah terlalu istimewa. Namun jika dibandingkan dengan perangkat di kisaran harga yang sama, layar yang dimilikinya ini tentu merupakan salah satu yang terbaik. inch dengan resolusi 1920 x 1080 pixel Full HD terbukti sangat tajam dan sedap dipandang. Layar IPS ini juga mampu menampilkan warna yang akurat serta warna hitam yang pekat plus sudut pandang viewing angle yang sangat baik. Layar ini masih mampu menampilkan gambar atau tampilan yang cukup baik dan jelas saat digunakan diluar ruangan. Ditambah lagi ASUS juga melengkapi layar ini dengan beberapa fitur seperti reading mode yang akan mengurangi warna biru pada layar sehingga akan lebih nyaman ketika digunakan membaca atau saat harus memandangi layar smartphone dalam waktu yang lama. Fitur dan aplikasi tambahan Aplikasi tambahan dari ZenUI pastilah sudah sangat dikenal bagi para pengguna Zenfone. Sebagian besar aplikasi ini ditujukan untuk membantu produktivitas penggunanya seperti misalnya aplikasi Remote Link untuk mengendalikan laptop ASUS yang kita miliki melalui smartphone, Share Link untuk mengirim berbagai file dari dan ke perangkat ASUS lainnya serta Supernote dan Quick Memo yang sering mimin gunakan untuk kepentingan mencatat dan membuat to-do-list. Sebagian lain aplikasi ZenUI juga ditujukan untuk keperluan hiburan dan multimedia. Fitur lain yang menurut mimin cukup menarik adalah fitur Zen Motion. Zen Motion memungkinkan kita untuk menjalankan suatu aplikasi bahkan ketika layar sedang tidak aktif mati hanya dengan membentuk atau menggambar pola tertentu pada layar. Selain itu Zen Motion juga memungkinkan kita untuk menghidupkan dan menonaktifkan layar dengan metode “Double tap to wake and sleep“. Artinya kita tidak perlu menekan tombol power untuk mengaktifkan layar. Belum lagi fitur Kids Mode yang akan membantu para orang tua untuk membatasi waktu bermain anaknya. BACA JUGA Fitur-fitur yang dimiliki oleh ASUS Zenfone 2 link ada di bagian akhir posting Secara default, tampilan ZenUI yang diusung oleh ASUS menurut mimin sudah cukup apik. Tampilan yang penuh warna namun elegan ini membuat mimin betah untuk menggunakannya. Meski demikian, ASUS tetap mengizinkan penggunanya untuk merubah tampilan perangkat dengan disematkannya fitur theme. Fitur ini memungkinkan kita untuk mengganti tema tampilan termasuk icon dan lainnya dengan mudah dan cepat sehingga kita tidak perlu lagi mendownload launcher yang akan membebani perangkat. ASUS juga telah menyediakan fitur icon pack dan juga font option yang memungkinkan kita untuk mengganti icon atau jenis dan ukuran font pada perangkat. Beberapa kostumasi lain seperti scroll effect juga disematkan pada perangkat ini. Meski tema yang tersedia saat ini masih sangat terbatas, namun ada kemungkinan bahwa ASUS akan menambahkannya secara bertahap, mengingat beberapa update terakhir menunjukkan bahwa mereka juga telah menambahkan theme yang tersedia sedikit demi sedikit. Kamera beresolusi 13 megapixel yang dimilikinya mampu menangkap gambar yang cukup baik di siang hari dan superior di malam hari. Berbagai mode yang mendukung penggunaan kamera di malam hari pun disematkan seperti Low Light mode dan juga Night Mode. Low light mode pada perangkat ini sendiri sudah terbukti sangat baik ketika mimin dan beberapa rekan lain sempat menguji cobanya di booth khusus pada saat acara launching yang berlangsung di Jakarta beberapa waktu lalu. BACA JUGA Review hasil kamera ASUS Zenfone 2 link ada di bagian akhir posting Tambahan fitur menarik lain seperti Super Resolution serta Manual Mode menambah daftar menu pada software kamera yang digunakan. Meski kita hanya bisa melakukan setting shutter speed tercepat hingga 1/500 detik dan paling lambat 1/2 detik, namun mimin rasa ini sudah cukup untuk kita agar bisa lebih berkreasi dengan kamera yang dimilikinya, meski mimin masih merasa settingan di tersebut agaknya terlalu terbatas. Lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Saat pengujian pada acara launching kemarin mimin sempat menemukan satu bug kecil pada kamera, yakni munculnya flicker ketika diarahkan ke arah cahaya lampu setelah menggunakan fitur manual mode. Tidak hanya sekali, hampir semua perangkat yang mimin coba pada kesempatan itu juga mengalami gejala yang sama. Namun demikian hal itu tidak mengurangi kualitas dari foto yang ditangkapnya. Bagi para penggemar selfie, peran kamera depan sangat penting bagi “eksistensi” mereka khususnya di dunia maya. Dan mimin rasa kamera beresolusi 5 megapixel dengan aperture f/ ini sudah sangat cukup untuk mendukung aktivitas selfie mu. Kamera ini juga memiliki berbagai fitur tambahan seperti misalnya Low light mode, beautification, serta selfie panorama. Dibekali dengan baterai berkapasitas 3000 mAh nampaknya cukup untuk mendukung aktivitas perangkat ini seharian dalam penggunaan normal. Namun tentu kamu tidak bisa berharap lebih jika kamu aktif menggunakannya secara terus-menerus untuk bermain game. Perangkat ini juga dilengkapi dengan fitur BoostMaster, yakni kemampuan Fast Charging yang memungkinkan baterai terisi dengan cepat. ASUS mengklaim bahwa kita dapat mengisi baterai hingga kapasitas 60% dalam waktu kurang dari 39 menit. Fitur ini memang benar-benar bekerja, namun kecepatan pengisian baterai akan dinormalkan kembali setelah mencapai 60% untuk mencegah overheat pada perangkat. Menurut pengalaman mimin, baterai akan terisi 100% penuh dalam waktu sekitar 2 jam jika melakukan charging dalam keadaan perangkat aktif dari awalnya 5%. Ini adalah sesuatu yang membuat mimin terkesan sejak pertama kali mencoba Zenfone 2. Prosesor Intel yang diusungnya mampu memproses data dengan sangat cepat dan mulus, ditambah lagi dukungan kapasitas ram yang sangat besar sangat membantu untuk urusan multitasking. Ini sangat memudahkan aktivitas mimin dalam menggunakan berbagai apps sekaligus. Well, 4 GB of RAM is not a kind of joke! Yups, dukungan terhadap konsumen memang memiliki kelebihan tersendiri bagi para pengguna suatu produk. ASUS senantiasa menerima feedback atau masukan dari para penggunanya untuk kemudian dijadikan referensi perbaikan pada update selanjutnya. Dari mana mimin tau? Sebagai contoh aplikasi ZenUI yang dimiliki perangkat Zenfone misalnya. Kumpulan aplikasi ini sering kali mendapatkan update khususnya ketika ada keluhan dari penggunanya soal salah satu aplikasi yang bersangkutan. Update yang diberikan pun tergolong sangat cepat. Mereka juga menyediakan sebuah fitur yakni ASUS Support untuk memudahkan penggunanya mengirimkan kritik dan saran bagi perangkat yang mereka gunakan kepada ASUS. Kekurangan ASUS Zenfone 2 Bloatware yang lumayan banyak Minim paket penjualan Sim 2 hanya bisa terkoneksi di jaringan 2G Bloatware Seperti yang sudah mimin sebutkan diatas, perangkat ASUS Zenfone 2 ini dibekali dengan berbagai aplikasi dari ZenUI. Aplikasi ini sudah cukup banyak untuk sebuah smartphone yang baru keluar dari kotaknya. Namun ternyata ASUS juga menyematkan beberapa aplikasi tambahan lain yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan oleh beberapa pengguna. Memang tujuan dari disematkannya apps tersebut adalah untuk memudahkan pengguna baru, tetapi selanjutnya kemungkinan besar apps tersebut tidaklah terlalu bermanfaat dan bahkan mungkin dianggap tidak berguna. Secara resmi, paket penjualan ASUS Zenfone 2 adalah adaptor charger, kabel USB, kartu garansi, petunjuk penggunaan serta satu unit perangkat smartphone itu sendiri. Mimin tidak menemukan headset/handsfree/earphone di dalam dus nya. Namun ini bukanlah sebuah masalah besar bagi mimin, dan jika kamu memerlukan earphone, kamu bisa membelinya secara terpisah. Konektivitas minim pada sim 2 Meski SIM 1 yang dimiliki perangkat ini sudah mendukung koneksi 4G LTE, namun SIM 2 dari perangkat ini hanya dapat digunakan untuk konektivitas 2G tapi bukan untuk sambungan internet. Sepertinya memang SIM 2 pada perangkat ini hanya ditujukan untuk menerima atau melakukan panggilan telepon serta SMS saja, namun masih lebih baik daripada kita harus menggunakan 2 perangkat yang berbeda sekaligus. Sejauh ini mimin belum menemukan kekurangan lain yang dimiliki oleh perangkat ini. Mungkin jika kamu menemukannya, kamu bisa memberitahu yang lain melalui kotak komentar dibawah. Monster inside the beauty Dibalik desainnya yang bisa dibilang cukup menawan, Zenfone 2 terbukti memiliki kemampuan layaknya “monster” yang dapat dengan mudah melibas perangkat lain yang berada di rentang harga yang sama. Bahkan dalam beberapa kasus ia mampu mengungguli perangkat flagship dari berbagai merk yang memiliki harga jauh diatasnya. Kemampuan multitasking yang superior serta pengolahan data yang cepat adalah kemenangan mutlak bagi Zenfone 2 atas kompetitornya. ASUS nampaknya ingin memadukan berbagai keunggulan yang dimiliki oleh perangkat flagship dari berbagai merk lain dalam satu perangkat. Ini terbukti dimana Zenfone 2 memiliki gabungan fitur unggulan yang dimiliki oleh flagship dari OPPO, LG, serta Xiaomi dengan kualitas dan harga yang juga kompetitif. Kabar baiknya adalah hampir tidak ada fitur “mubazir” dari kesemua fitur yang disematkan padanya, sehingga kita tidak perlu membayar lebih untuk fitur-fitur mubazir tersebut. UI yang segar, sedap dipandang dan juga responsif mampu memberikan user experience yang baik. Dan yang tidak boleh dilupakan adalah support yang diberikan kepada para pengguna melalui update-update tertentu untuk memperbaiki bug yang ada. Sayangnya mimin menganggap masih terlalu banyak bloatware yang terdapat pada perangkat ini yang pastinya akan mengurangi “jatah” ruang pada penyimpanan meski tidak telalu banyak. Performa hebat, harga lebih hemat Secara keseluruhan mimin menilai bahwa perangkat ini lebih cocok untuk digunakan dalam mendukung produktivitas dalam dunia kerja mengingat berbagai fitur atau apps yang ditanamkan pada Zenfone 2 lebih ditujukan untuk multimedia dan konektivitas. Ditambah lagi dengan performanya yang tinggi tentu akan memudahkan pengguna dalam membuka dan menjalankan aplikasi yang dibutuhkan. Meski demikian, perangkat ini juga tidak akan menolak untuk diajak bermain. Tentu ini akan menjadi pilihan alternatif bagi kamu yang menginginkan perangkat dengan performa hebat dengan harga yang lebih hemat. Berikut adalah angka-angka hasil penilaian mimin untuk perangkat ini jika dibandingkan dengan perangkat lain di kelasnya/di rentang harga yang sama Desain Build quality Layar Kamera belakang Kamera depan Multitasking Performa keseluruhan Daya tahan baterai Fitur bawaan 8 Nah mungkin itu saja yang bisa mimin tuliskan tentang kelebihan dan kekurangan ASUS Zenfone 2. Bagi kamu yang belum sempat membaca posting sebelumnya, silahkan mampir ke halaman berikut untuk mencari tau lebih lanjut soal perangkat ini Part I Review Hands On Part II Fitur yang dimiliki Part III Fitur kamera Part IV Review hasil jepretan Zenfone 2 Spesifikasi lengkap Bonus Tanya jawab soal Zenfone 2
Secaralangsung hasil kamera utama dan kamera selfie memiliki kualitas yang sama. Salah satu kelebihan Asus Zenfone 6 adalah pada kapasitas baterainya yang hadir dengan kapasitas 5000 mAh. Ini adalah salah satu ponsel dengan baterai terbesar yang digunakan pada chipset Snapdragon 855, selain itu masih ada Red Magic 3 yang juga mendapatkan- Kurang lebih seminggu sebelum launching resminya di Indonesia, saya sudah lebih dulu menggunakan Asus Zenfone 9. Bukan flexing, tapi tim memang menjadi salah satu pihak pertama di tanah air yang menjajal langsung smartphone kompak dan ngegas dari Asus Indonesia tersebut. Selama menggunakan Asus Zenfone 9, saya merasakan kelebihan dan sekaligus kekurangan dari ponsel yang dibanderol dengan harga mulai Rp7,9 jutaan tersebut. Kelebihan paling utama yang saya lihat dari smartphone ini bukan soal ukurannya yang kompak, melainkan harganya yang luar biasa murah. Buat sebuah smartphone dengan prosesor terkini Snapdragon 8+ Gen 1, Asus Zenfone 9 bisa dibilang pilihan paling murah. Poco yang biasanya ngerusuhin’ brand lain dengan produk terjangkaunya bahkan dibuat tak berkutik, lantaran Poco F4 GT dengan Snapdragon 8 Gen 1 standar saja lebih mahal nyaris Rp1 jutaan dari Asus Zenfone 9. Baca juga VIDEO Unboxing Asus Zenfone 9 Bagi kalian yang mungkin tertarik dengan Asus Zenfone 9, berikut ini saya jabarkan kelebihan dan kekurangan dari smartphone terbaru Asus tersebut. Simak terus, Uzoners! Kelebihan Asus Zenfone 9 Setidaknya ada 5 kelebihan dari Asus Zenfone 9, sejauh yang saya rasakan selama seminggu pemakaian sebagai daily driver. Berikut rincian lengkapnya Desain kompak Asus Zenfone 9 kira-kira masih memiliki dimensi seperti Zenfone 8, namun dibuat dengan desain yang benar-benar berbeda. Kalau diukur, sebenarnya Asus Zenfone 9 lebih pendek’, tepatnya 1,5mm lebih mini. Bobotnya masih 169 gram seperti sebelumnya, menjadikan smartphone baru Asus itu sebagai salah satu ponsel paling ringan yang pernah saya gunakan. Bagi saya yang biasa menggunakan smartphone dengan layar di atas 6,5 inci, memakai Asus Zenfone 9 menjadi sebuah keberkahan tersendiri. Akhirnya, saya menemukan smartphone powerful yang enak digenggam satu tangan, nyaman dikantongi, dan mudah dibawa kemana-mana. Walau kecil, tapi Asus tetap memperdulikan sisi kualitas. Asus Zenfone 9 menggunakan frame atau bingkai berbahan dasar aluminium yang tangguh. Saking bagusnya build quality smartphone ini, Zenfone 9 terasa padat dan kokoh saat dalam genggaman. OS tanpa bloatware Asus Zenfone 9 sudah berjalan di ZenUI 9 berbasis Android 12. Beda dengan UI user interface dari smartphone Android pada umumnya, ZenUI lebih terasa seperti Android stock tanpa ada gimmick atau bloatware yang gak penting. Tampilannya beneran bersih, seperti menggunakan Google Pixel generasi terbaru dalam bodi yang lebih kecil. Belum lagi kepastian Asus yang menjamin kalau Zenfone 9 setidaknya bakal mendapatkan update OS hingga 2 kali dan 2 tahun lebih untuk patch keamanan. Memang tampilan ZenUI mirip seperti Android murni, tapi tetap ada fungsi serta aplikasi khusus yang diberikan Asus pada smartphone ini. Tentunya ada aplikasi bawaan khas Asus, seperti Gallery, File Manager, dan sebagainya. Juga yang menarik, ada opsi High Performance Mode yang tersimpan di bar notifikasi. Kalau mengaktifkan fitur ini, performa Snapdragon 8+ Gen 1 dari smartphone bakal dimaksimalkan untuk berbagai skenario penggunaan. Hal menarik lainnya, terdapat fitur Back Double Tap. Fitur ini bikin kalian mengaktifkan berbagai macam shortcut hanya dengan mengetuk bodi belakang ponsel. Misal, ingin mengaktifkan kamera, fungsi screenshot atau sekadar menyalakan lampu flashlight, ketuk dua kali saja bodi belakang. Semuanya dapat diatur melalui pengaturan. Performa tinggi Gak ada yang meragukan kinerja dari Asus Zenfone 9. Prosesor Snapdragon 8+ Gen 1, RAM sampai 16 GB, penyimpanan internal hingga 256 GB dan baterai berkapasitas mAh dengan fast charging 30W. Dari pengujian yang saya lakukan, Asus Zenfone 9 mencatatkan skor 1,08 juta poin! Skor yang begitu besar buat sebuah ponsel mungil. Angka tersebut bahkan berhasil mengalahkan banyak smartphone flagship lainnya, seperti Samsung Galaxy Z Fold4, Xiaomi 12 Pro, dan lainnya. Dengan skor ini, berdasarkan Ranking AnTuTu Benchmark, menempatkan Asus Zenfone 9 sebagai ponsel ketiga paling cepat saat ini di bawah Asus ROG Phone 6 Pro dan ROG Phone 6. Untuk pengujian lebih lengkapnya, kalian dapat melihatnya di sini Review Performa Asus Zenfone 9. Main game apapun sanggup Dengan dapur pacu kelas atas, main game Android apapun sudah pasti sangat lancar. Dari pengujian, game PUBG Mobile saja bisa diatur hingga grafik rata kanan dengan 60 FPS stabil tanpa penurunan. Main game AAA Android bukanlah tugas berat bagi Asus Zenfone 9. Apalagi, smartphone ini juga memiliki fitur Game Genie yang memungkinkan penggunanya untuk melihat status FPS secara real-time, mempercepat kinerja smartphone, menaikkan refresh rate layar, dan sebagainya. Baca juga Asus Zenfone 9, Smartphone Snapdragon 8+ Gen 1 Termurah di Indonesia Kamera dengan gimbal OIS Ungkapan don't judge a book by its cover berlaku banget buat Asus Zenfone 9. Dari luar, ponsel ini memang terlihat hanya memiliki tiga kamera saja, dua di belakang dan satu di depan. Tapi secara konfigurasi dan kualitas, beuhh ajib banget. Kamera utamanya 50 MP dengan sensor Sony IMX766 yang sudah didukung gimbal OIS atau optical image stabilization. Teknologi ini membuat pengambilan gambar bakal jauh lebih stabil, baik untuk video ataupun pemotretan malam. Gimbal OIS buatan Asus membawa teknologi stabilisasi 6-sumbu yang memberikan kompensasi terhadap guncangan hingga 3 derajat. Lebih baik dari OIS konvensional dengan kompensasi 1 derajat guncangan saja. Kamera ultrawide-nya 12 MP, masih sama dengan Asus Zenfone 8. Kamera ini menggunakan sensor Sony IMX363 yang dilengkapi dengan lensa autofocus, sehingga mampu memotret foto makro dari jarak terdekat 4cm. Di depan, kamera selfie-nya 12 MP dengan sensor Sony IMX663. Kamera ini juga didukung oleh dual-pixel PDAF atau phase detection autofocus, sehingga memberikan foto selfie yang lebih fokus dengan detail yang bagus. Kemampuan videonya juga menakjubkan. Dengan kamera belakang, kalian dapat merekam video hingga 8K pada 24 FPS atau 4K di 60 FPS. Kekurangan Asus Zenfone 9 Sampai sekarang, gak ada ponsel yang benar-benar sempurna. Asus Zenfone 9 ada beberapa kekurangan, yang mungkin saja bisa kalian pertimbangkan saat ingin membelinya. Kecil, tapi tebal Oke Asus Zenfone 9 memang lebih kecil dari Asus Zenfone 8. Bentuknya pun ringkas karena enak digenggam, tapi ponsel ini nyatanya lebih bulky alias tebal dari saudaranya. Tebalnya Zenfone 9 cukup beralasan sebenarnya. Ada dua penyebab kenapa bisa seperti itu. Pertama, kehadiran jack audio 3,5mm di bagian atas. Kedua, kapasitas baterainya yang besar. Ponsel ini akan terlihat lebih tebal kalau kalian memakaikan casing tambahan. Asus sendiri memberikan hardcase dalam paket pembelian yang cukup tipis, mungkin agar ponsel ini tak terlihat bantet saat digunakan. Baca juga Snapdragon 8 Gen 2 Dukung Ray Tracing, Game Android Makin Mirip PC Berbahan dasar plastik Berbeda dari Zenfone 8 yang menggunakan material kaca, Zenfone 9 malah turun kasta’ dengan menggunakan bahan polimer. Alasannya sih biar ringan, tapi pada kenyataannya bobot ponsel ini masih sama dengan Zenfone 8. Penggunaan polimer juga membuatnya terasa kurang premium. Tapi untungnya, Asus melapisi bodi belakang polimernya dengan warna-warna yang aman’, sehingga tak terlihat murahan. Ada empat warna yang tersedia, Sunset Red, Moonlight SIlver, Midnight Black dan Starry Blue. Seluruh warna tak menampilkan efek gradasi, hanya sebatas warna yang kalem tapi terlihat cantik saat terkena paparan cahaya. Layar tanpa adaptive refresh rate Layar Asus Zenfone 9 memang bagus kualitasnya lantaran menggunakan panel Super AMOLED buatan Samsung dengan ukuran 5,9 inci. Refresh rate-nya juga tinggi mencapai 120Hz dan sudah mendukung HDR10+. Hanya saja, refresh rate dari layar Zenfone 9 tak bersifat adaptif. Hanya ada pilihan untuk menentukan refresh rate dari 60Hz, 90Hz dan 120Hz. Padahal, adaptive refresh rate merupakan fitur wajib’ yang biasanya ada pada smartphone flagship. Kekurangan lainnya, kenapa sih bezel bagian bawahnya masih saja tebal? Kan lebih pas rasanya kalau dagu Zenfone 9 lebih tipis dan simetris dengan bagian atasnya. Semoga saja Asus memperbaiki kekurangan ini pada seri selanjutnya. Baca juga Perbandingan Kamera 200 MP, 108 MP, 50 MP & 48 MP, Lebih Bagus Mana? Kamera yang terlalu menonjol Kekurangan Asus Zenfone 9 yang satu ini minor sebenarnya, yakni bump kamera yang terlalu menonjol. Alhasil, kalau ponsel diletakkan di atas meja dengan posisi layar menghadap ke atas, bingkai kamera langsung menjadi penopangnya. Ada solusi lain dengan menggunakan casing, namun kalian harus memilih casing yang benar-benar melindungi lensa dan bingkai kamera agar tak mudah tergores. Itu dia kelebihan dan kekurangan dari Asus Zenfone 9 yang telah saya rasakan selama menggunakannya sebagai daily driver. Semoga bermanfaat ya! Cek informasi menarik lainnya di Google News